Bahasa Indonesia

~ Senin, 09 Mei 2011
TUGAS KE 2 : KARYA ILMIAH
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kemampuan berbahasa dalam KBK mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan berbahasa ini berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa agar benar-benar memenuhi fungsinya.
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Depdiknas (2003:6-7), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan.
Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna (Tarigan, 1986:10). Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis.

BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1 Pengertian Karangan
Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu (Finoza, 2004:192). Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan ”mengirimkannya” kepada orang lain (Syafie’ie, 1988:78). Selanjutnya, menurut Tarigan (1986:21), menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca.
Semua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis.
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.


BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Pengumpulan Data
Data penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. Penilaian terhadap data penelitian ini meliputi aspek substansi dan aspek kebahasaan. Skor aspek substansi adalah 60 yang terdiri atas skor susunan kronologis 30 dan skor kesesuaian isi narasi dengan teks wawancara 30. Adapun skor untuk aspek kebahasaan adalah 40 yang terdiri atas ejaan 10, diksi 10, kalimat efektif 10, dan paragraf 10.
Data penelitian disajikan atau diklasifikasikan dalam tabel. Adapun nilai-nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara adalah sebagai berikut.


TABEL 7
DATA KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA

No. Nama Aspek Penilaian
Substansi Kebahasaan
Jumlah
Kronologis Kesesuaian Ejaan Diksi Kalimat efektif Paragraf
1. Wahya Alfari 10 20 7 5 3 3 48
2. Zainal 10 20 5 4 3 3 45
3. Alam Syah 9 12 4 3 3 2 33
4. Fadlul ramadhan 25 25 8 7 5 5 75
5. Syarifah Siti Khatijah 26 25 7 7 5 4 74
6. Cut Maladewi 6 8 4 3 3 2 26

3.2 Pengolahan dan Penganalisisan Data
Data penelitian ini diolah dengan mengunakan teknik stastistik. Pengolahan data yang berupa nilai mentah kemampuan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara dilakukan dengan menyusun tabel distribusi frekuensi dan menghitung nilai rata-rata (mean). Pengolahan data tersebut dilakukan sebagai berikut.

3.2.1 Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan data nilai kemampuan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara, apabila dilihat persentase siswa dalam sebaran nilai klasifikasi Depdiknas (2004) adalah sebagai berikut.
TABEL 8
DISTRIBUSI FREKUENSI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA OLEH SISWA KELAS I SMPN 1 KECAMATAN SEUNAGAN
KABUPATEN NAGAN RAYA

No. Nilai Frekuensi Persentase
Kualitatif Kuantitatif
1. sangat baik 85-100 0 0%
2. baik 70-84 6 12,5%
3. cukup 55-69 10 20, 8%
4. kurang 40-55 7 14,6%
5 sangat kurang ≤ 39 25 52,1%
Jumlah 48 (100%) 100%


3.2.2 Menentukan Nilai Rata-Rata (Mean)
Nilai rata-rata kemampuan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara adalah sebagai berikut.

Jadi, kemampuan rata-rata siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara adalah 45,39 dan dibulatkan menjadi 45. Apabila nilai rata-rata ini dimasukkan ke dalam klasifikasi nilai mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara, nilai rata-rata (mean) tersebut termasuk kategori kurang. Dengan kata lain, mereka belum mampu mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara.
Gambaran di atas merupakan kemampuan mereka secara umum. Adapun gambaran kemampuan secara khusus atau berdasarkan aspek penilaian tertentu adalah sebagai berikut.

3.3 Gambaran Kemampuan Siswa Secara Khusus
Kemampuan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara dapat dianalisis secara khusus. Secara khusus kemampuan itu diklasifikasikan atas aspek susbtansi dan aspek kebahasaan. Aspek susbtansi terdiri atas kemampuan menyusun kronologis dan kemampuan menyesuaikan isi narasi dengan teks wawancara. Sedangkan aspek kebahasaan meliputi kemampuan menggunakan ejaan, diksi, kalimat efektif, dan paragraf. Untuk mengetahui persentase rata-rata pada setiap aspek penilaian, setiap nilai rata-rata aspek tersebut dibagikan dengan skor maksimal lalu dikalikan dengan seratus.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibicarakan pada bab III di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara torgolong kurang. Hal ini dilihat melalui nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya secara umum, yaitu berada pada kategori kurang (40-54). Dilihat dari segi persentase, siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik tidak ada sama sekali, kategori baik 6 orang atau 12,5%, kategori cukup 10 orang atau 20,8%, kategori kurang 7 orang atau 14,5% dan sisanya 25 orang atau 52,0% berada pada ketegori sangat kurang.

0 komentar:

Posting Komentar